Saturday, August 15, 2015

Story of my life, Part 2

"Kita baru merasa kehilangan setelah ia tak di sisi kita lagi" kata kata itu bagai tamparan buat ku, saat dia masih di sisi ku aku bersikap egois seolah2 hanya aku yg benar dan semau ku terhadapnya, tapi saat ia pergi, tak bisa aku pungkiri aku sangat mencintai nya. Semua karna sifat egois yg aku miliki.

Tak sehari pun tanpa memikirkannya, menghawatirkannya, aku pun mencoba memperbaiki semua nya, bak layak nya pengemis aku meminta nya kembali pada ku, dia begitu keras menolak untuk kembali. Tapi aku tak putus asa aku tetap berusaha menunjukkan kalau aku memang sangat mencintai nya dan hanya ingin dia kembali padaku.
Sampai pada akhirnya dia bersedia kembali lagi, perasaan bahagia mnjalari diriku, tak bisa aku ungkapkan seberapa bahagianya aku saat itu. Ku putuskan mengabaro sahabat2 ku yg sangat aku sayangi.

Bulan ramadhan 2014, kami terpaksa menjalani LDR karena aku harus pulang kampung, ditambah minim nya sinyal di kampung ku karena jauh dari kota segingga hanya ada tower tertentu saja. Meski begitu aku berusaha untuk terus menjaga komunikasi, dia tak pernah tau bagaimana aku berjuang untuk mnghubungi nya, pada siang hari aku harus jalan ke pelabuhan yg letak nya sangat jaub dari rumahku, pada malam hari, aku berusaha naik ke bukit yg tak jauh dari rumahku, meski terdengar gampang, tapi tak semudah itu, bukit tersebut gelap, banyak nyamuk dan ancaman binatang liar lainnya karena terlalu banyak pohon2 dan rumput liar.

Pernah aku menelpon nya, ternyata ia ada di rumah Mrs. E meminta bantuan mengerjakan tugas kantor yang menumpuk. Jujur saat itu aku merasakan sesuatu, aku merasa takut, takut jika ia dan Mrs.E jatuh cinta. Tapi ku tampik pikiran buruk tersebut karena Mrs. E sahabat aku, meskipun tetap saja aku khawatir karna selama aku berteman dengan nya beberapa pria yg dekat dengan nya adalah suami orang, bahkan ia tak segan2 bercerita dengan bahagia nya mengenai hubungan nya dengan pria pria tersebut. Ah tapi sudh lah, dia kan sahabat ku, sejahat jahat nya orang tak akan tega menjahati sahabatnya sendiri.

Hubungan ku dan Ridho semakin membaik, aku tetap berusaha mengontrol emosi untuk berusaha selalu sabar dan mengerti dia. Memang tak ku pungkiri tak mudah mengontrol emosi, sesekali aku mulai terbawa emosi, tapi semua berlalu, aku dan dia masih bertahan.
Tapi perlahan aku merasa dia mulai berubah, dia semakin sibuk dengan kerjaan dan seringkali melupakan aku. Setiap hari aku selalu menunggu kabar darinya, ya dia mengabari aku memang, tapi aku merasa ada yang hilang, sesuatu yang semakin lama semakin jelas aku rasakan. Chat dri nya hanya berisi "syg lg apa?, syg da mkn? Syg mkn la abis tu istrahat do lg banyak kerjaan" begitu setiap harinya. Meskipun aku sedih, aku tetap berusaha sabar, aku sadar pacar ku itu adalah seorang lelaki yang memiliki beban yang besar untuk hidupnya dan masa depan nya.

Hari demi hari, perubahan itu semakin terasa, aku semakin merasa aku ini memiliki pacar tapi kok kayak gak ada. Kadang aku iri dengan orang lain yg bermanja sama pacar nya, yang diberi perhatian layak nya pacar yang sangat dicintai. Setiap weekend bisa menghabiskan waktu bersama, malam minggu jalan2 berdua, di kasi surprise meskipun hanya hal kecil sederhana seperti dibelikan kue harga seribu, semua itu begitu indah tapi hanya ada di alam khayalan ku. Setiap mengingat itu hati ku rasanya sakit, begitu juga dengan menuliskan ini semua, kesedihan merayapi hati ku saat ini. Aku tak menuntut lebih darinya, aku tak meminta ia untuk selalu ada, tak meminta setiap malam minggu harus jalan, yang aku inginkan perhatian seperti dulu saat kami saling mencintai. Ya saat saling mencintai, karena yang aki rasakan sekarang hanya aku yang mencintainya.

Perdebatan perdebatan mulai sering terjadi, aku yang dulu nya berusaha mengontrol ego ku mulai tak bisa, aku sudah bersabar selama itu, cewe mana yang sanggup seperti aku tanpa malam minggu, tanpa weekend sama2, tanpa telpon darinya (tak pernah sekalipun kami telponan layak nya orang pacaran), tak pernah makan di luar sama2 (nihil), chat seadanya, dia memang masih mengantar ku pulang tapi hambar, perjalanan pulang kami dilewati dengan saling diam, kadang berantem. Setelah mengantar aku pulang dia pun pulang, aku meminta nya setiap sampai rumah kasi kabar, namun tak jarang menunggu kabar darinya seperti menunggu durian runtuh.

Begitulah hari hari berikutnya, dia sangat cuek, aku merasakan itu, tapi aku tetap bertahan, aku tak ingin lagi berpisah karna aku tau aku tak sanggup, seperti apapun dia terhadapku, aku akan tetap bertahan karna sumpah demi Aku mencintainya. Tak seorang pun sahabat ku yang tau kesedihan ku, karena aku tak ingin mereka menyimpulkan yang buruk tentang pacarku, aku hanya ingin mereka melihat aku bahagia, dan aku adalah orang yang paling beruntung memiliki pacar seperti Ridho Ahmad, bagiku marwah nya akan aku jaga, meski semarah apapun aku padanya, tak sekalipun aku mau menceritakan itu pada sahabat2 ku. Ya, aku sangat tertutup, aku hanya ingin semua orang tau aku bahagia, aku tak ingin mereka melihat kesedihanku.

Namun perubahan itu tak hanya trjadi pada pacarku, tapi juga pada sahabat ku Mrs. E. Ya dia berubah, dia mulai sering ngambek2an setiap kami ngumpul, sering badmood gk jelas, dan aku merasa dia menjauh dari ku, setiap aku dan dia tinggal berdua saja, suasana menjadi canggung, dia sibuk dengan hp nya, padahal dulu dia paling suka membicarakan cowo2 yang deketin dia padaku, setiap pulang kampus juga dulu biasanya kami dudul di gerbang sama2 tapi setiap aku ajak ke gerbang dia selalu menolak dengan berbagai alasan. Aku gak tau kenapa, mungkin memang perasaan ku saja.

Aku pun mengungkapkan nya kepada pacar ku, dia cuma bilang masasih dan sebagainya, yang aku lihat dia tak tertarik lebih utuk membahasnya. Tapi pernah beberapa kali aku lihat last seen wa pacarku dan sahabatku sama, paling berjarak satu menit. Awalnya aku kira hanya kebetulan, tapi beberapa kali aku melihat hal yang sama, aku menanyakan padanya mengenai hal itu, ya mungkin saja dia memang sering chat sma Mrs. E, Aku memang berpikiran buruk tapi aku berusaha untuk positif thingking, aku tau siapa pacar ku, dia bukan orang yang seperti itu, dan sahabatku meskipun predikatnya perebut suami orang tapi aku yakin tak mungkin dia setega itu menyakiti sahabatnya.

Mimpi, ya mimpi akan penghianatan antara pacar dan sahabatku sering aku alami, awalnya aku beranggapan itu hanya bunga tidur, tapi mimpi seperti itu sering terjadi, aku menceritakan semuanya sama pacarku tapi dia hanya ketawa dan berkata gak mungkin lah, setiap aku mendengar kata kata pacarku perasaan lega di dadaku, hanya dengan kata kata dia bisa menenangkan ku, aku percaya padanya 100%. Pernah sekali kami ngumpul di rumah Mrs. E, satu persatu temanku pulang tinggal aku dan pacarku, kami berselfie dan aku mengajak sahabatku untuk ikut tapi dia terus menolak, saat itu ku kira dia memang tak ingin mengganggu. Saat berdua pacarku dia menanyakan hidung nya dan Mrs.E mancungan siapa soalnya kata Mrs. E hidung pacarku lebih pesek dibanding Mrs. E. Disana aku benar2 berfikir sedekat apa orang ini hingga bisa seperti itu. dan saat itu ku lihat Recently update bbm Mrs.E mengatakan "aku iri dengan dia" semua seolah berhubungan. Tapi mungkinkah pacar dan sahabat ku selingkuh?? Tidak, itu semua tidak mungkin, aku harus menghapus pikiran buruk. Aku telah mengenal pacarku lama, dan aku juga mebgebal Mrs.E lama, jadi gak mungkin mereka bermain api di belakang ku.

Aku mencoba membuang semua pikiran buruk mengenai mereka, aku percaya pacarku sangat percaya, dia orang yang paling ku percaya di dunia ini. Mungkin pikiran ini muncul karena aku merindukan nya, merindukan sosok yang benar benar mencintai aku. Sewaktu kami di rumah nya dulu, kami menonton tv di kamar ada mamanya tentunya dia bilang ini tempat tidur kita nanti yank kalo uda nikah di depan mamanya, sumpah aku malu bercampur bahagia karena baru pertama ada cowo yg berani mengungkapkan kata sperti itu didepan mamanya seolah dia yakin aku adalah masa depan nya. Mamanya bilang masih kecil ko udah mikirin nikah. Aku malu benar, tapi aku sangat bahagia, aku tak pernah bisa melupakan kata kata manis itu hingga saat ini. Ya aku merindukan saat itu. Pacarku yang sekarang telah berubah, aku merindukannya.

Waktu silih berganti, hubungan ku dan dia semakin renggang, aku tak tahan, aku selalu marah marah, selalu bikin kami berantem, aku sengaja, aku ingin perhatian darinya, aku ingin dia tau kalau dia punya pacar, tapi dia tak juga mengerti. Marah, sedih, kecewa, aku tak kuat tapi aku tak bisa kehilangannya, aku benar benar mencintainya, itu menjadi alasan bertahan, karna aku tak akan sanggup tanpanya.

Sementara itu sahabatku semakin jelas menjauhi aku. Pikiran ku tak menentu. Pernah aku ceritakan pada pacarku tentang sahabatku yang ketika kami lagi makan di kantin, tiba2 cowo2 anak teknik menyapa dia, cowo2 tersebut duduk tepat di sebelah kami. Namun tiba tiba dia memindahkan mangkoknya ke meja sebelah dia duduk disana, padahal tak seorang pun dari cowo2 tersebut yang memintanya. Dia blang biasalah Fans, ada ya artis yang nyamperin Fans, bahasa kasarnya ada gk bangkai yang mengerubungi lalat. Aku ceritakan itu sama pacar ku, yang membuat sakit tanggapan nya marah kepada ku dan sahabatku yang lain katanya kami seharusnya mengingatka dan sebagainya, bagaimana kami mengingatkan, tabiat Mrs E kalo di omongin ngambek, badmood gak jelas merasa paling benar. Tapi pacar ku malah membela nya. Hati aku sangat sakit mendengar itu. Tapi masih seperti ini, seorang Desi yang percaya 100% sama pacarnya.

3/12/2014
Ulang tahun ku ke 21, aku melewatinya dengan biasa saja, aku mendapatkan ucapan dari sahabat2 ku, mereka memasang DP BBM foto ku dan menuliskan ucapan doanya, hanya satu orang yang tidak, dia Mrs. E dia tak memasang DP bbm, dia hanya chat selamat ulang tahun kepadaku.
Sementara pacarku dia orang pertama yg mengucapkan happy birthday padaku, mskipun dia tak ada di sisiku. Hari itu ku kira akan melewati nya dengan biasa saja, rupanya pacar ku datang membawa cake, aku bahagia, mskipun cake nya rusak karena dia mmbawa nya sendiri pakai motor, aku tetap bahagia, memang tanpa kado tapi ini semua sudah cukup, aku tau pacarku sudak tidak kerja lagi, dia tidak punya uang untuk membeli apapun, tapi aku salut, aku merasa special karena dia susah payah membawakan aku kue. Begitu lah pacar ku, aku mencintai nya tak ingin ada yang lain.

Tapi kenyataan beberapa hari selang ultah ku kenyataan menamparku, aku di tunjukkan foto pacarku merayakan ultah Mrs.E, tak hanya itu Kue ultah ku dan Mrs.E sama bentuk nya hanya warna yang berbeda, kue ultah Mrs.E utuh tanpa rusak sedikit pun begitu ia menjaganya, sdangkan punya ku? ulang tahun ku dan Mrs. E hanya berjarak bberapa hari. Ya Allah, hati ku hancur melihatnya, bahkan di saat ulang tahunku dia tak serepot itu untuk begadang menunggu jam 12. Sebegitu spesial nya kah Mrs. E? Aku menangis, aku mencoba mencari alasan logika yang tidak membuatku berpikir pacar ku macam macam di belakang ku. Aku naik ke kelas dan menangis, teman ku Desca bilang "ya ampun beb nko sakit ya, muka mu pucat x" aku hanya diam, semua sahbat ku bertanya aku kenapa termasuk Mrs.E, aku hanya diam, hati aku sakit, air mata tak lagi keluar karena terlalu sakitnya, coklat yang di kasi Mrs.E aku buang ke tong sampah tak ku sentuh sedikitpun.

Aku menanyakan semua sama pacarku dan sekali lagi aku menyimpulkan aku percaya, ini semua hanya kesalah pahaman, pacar ku bukan orang seperti itu, aku percaya padanya. Aku juga mengklarifikasi dengan Mrs.E dia pun mengatakan kesalah pahaman, namun sikap nya tak menunjukkan itu. Selang beberapa menit setelah aku chat dia, dia post di BBM "Bullshit". Ya allah aku salah apa ke dia, di kampus dia menjauhi aku terang2an bahkan sahabat aku yang tak tau apa2 dibuat nya menjauh dariku. Baiklah tak mengapa.
Aku masih dekat dgn ridho mskipun kami tak balikan, dia masih mengantarkan aku pulang, hari itu aku lebih lama keluar kelas sahabat2 ku lebih dulu ke kanti namun suasana berubah saat aku datang. Yang tadinya mereka ketawa ketawa sekarang jadi di, ta lebih tepatnya Mrs.E dia langsung memasang headset dan bilang badmood. Aku heran salah aku apa disitu. Ridho juga di kantin di seberang meja kami dengan teman teman nya, awalnya tadi dia mengajak aku langsung pulang tapi karna aku tau ada Mrs.E di sana aku meminta kembali ke kantin karna aku mau bantu eja (bukan Mrs.E), awalnya dia bersikeras menolak sampai aku memaksanya dan menantang kalau memang dia gak a da hubungan apa apa dengan Mrs.E seharusnya dia tidak takut. Akhirnya dia mau. Dengan sikap Mrs.E itu aku mual, seolah aku adalah alasan badmood dia, tiba2 ridho datang dan blg sama aku mau beli rokok, tapi uang nya sama aku tapi sambil bisik bisik. Mrs.E yg tadinya sok sok dengerin musik tiba tiba bilang mau pulang lah ini la itu lah, sudah cukup aku muak, aku mengajal ridho pulang. Cukup dengan semuanya aku muak, aku berantem hebat dengan ridho, dan menangis sejadinya, aku meminta putus, dia menjelaskan dengan bermacam alasan kalau aku hanya salah paham, pikiran ku kalut. Aku tetap menginginkan putus.

Tapi kemudian setelah dia pulang aku merasa tdak sanggup menjalani tanpa pacarku, aku ingin dia kembali, tapi seolah perpisahan ini adalah yang ia tunggu berbagai alasan membuat dia tak ingin kembali padaku apapun caranya.
Dia menjelaskan bagaimana hubungan nya dengan Mrs.E yang hnya kesalah pahaman katanya. Mungkin hanya Mrs.E yg salah mengartikan perhatian ridho kepadanya. Entah lah aku pusing.
Aku mencoba untuk menegur nya, ya dia hanya menjawab dengan cuek, wktu kami makan di podomoro pun begitu, tiba2 si ayu membahas PM si Mrs.E yang menggunakan bahasa cina. Artinya apa kk? Ya kami semua memanggilnya kak, dan aku sudah menganggap nya kakak ku sendiri. Tapi....
Aku berusaha ngobrol dengan nya, meski aku tau tatapan kebencian di wajah nya. Aku heran kenapa aku seolah2 yang salah kenapa seolah aku yang merebut pacar nya. Status status dia yang bahasa cina itu aku tau ditukukan padaku.
Kurang lebih yg ku ingat artinya "Kamu boleh merasa menang tapi kamu bukan pemenang". Ya jadi dia yang memenangkan semua nya, sudah cukup aku muak.

Suatu hari aku di DC sama dia alasan nya dia ke DC, padahal aku tau dia memang sengaja karena aku pasang DP aku dan ridho, dia bikin PM "mau pamer". Haha lucu, apa salah nya aku pasang DP sama dengan pacarku, begitu juga ridho, aku meminta nya memasang DP aku dan dia. Aku meminta kejelasan dri pacarku dia memilihku atau Mrs.E dia bilang dia ingin memilih tapi Mrs.E tidak terima. Aku juga meminta nya tegas, untuk mengirim chat dan sms ke Mrs.E kalau semua hanya kesalah pahaman. Namun Mrs.E makin menjadi.

Aku muak, aku harus bicara sendiri aku gak mau seperti ini, kenapa seolah aku merebut pacarnya, semua PM yang dia bikin menyerang aku, aku adalah korban kenapa seolah aku yang jadi tersangka. Aku langsung chat Mrs.E dengan marah, kuluapkan emosiku , tapi jawaban nya mengejutkan ku, dia mengungkapkan semua antara dia dan pacar ku. Pantas saja pacar ku cuek, rupanya dia asik dengan Mrs.E sayang2an telponan, bahkan sewaktu dia kerja yang katanya sibuk, dia juga bilang ke Mrs.E kalau seharus nya Mrs.E tau siapa yang dia pilih karna waktunya lebih banyak dengan Mrs.E. pantas sewaktu karoke dia jadi badmood mendadak dan ingin pulang karna aku nyender di pundak pacar ku. Lalu selama ini setiap mengntarku pulang pacar ku mampir ke rumah nya dulu, dan setiap pulang pacarku kiss kening dia bahkan hal yang tak pernah dia lakukan padaku. Dan banyak kenyataan lain, ya Allah hati ku hancur ternyata pacarku tak seperti yang aku pikirkan.

Hubungan ku kandas karena sahabat sendiri. Walau aku mencintainya tapi percuma hatinya tak ada lagi untukku.

Namun hingga saat ini setelah apa yang terjadi aku tak pernah membencinya, aku mencintainya, tak ada seorang pun yang bisa menggantikannya, aku tak mengerti mengapa, aku ingin membencinya, memaki nya, menyalahlannya atas semua ini, namun hati ku tak pernah bisa, aku mencintai nya terlalu dalam, meski hampir setahun kami putus hati ku masih sama, aku hanya berharap dia bahagia, aku ingin berdoa dia jodohku. Namun aku tak ingin egois, meski sungguh aku ingin dia menjadi imam dan ayah dari anak anak ku tapi aku tak akan memaksa dan tak berharap karna di setiap hembus nafasnya, aku sudah tak disana...

The end...